
Apakah Anda suka mengelompokkan suatu benda yang sejenis seperti gambar diatas?
Dan apakah Anda sering merasa terganggu jika ada hal yang tidak simetris atau tidak semestinya ada di tempatnya?
Juga kebiasaan-kebiasaan seperti menghitung,mengecek kembali,obsesi berlebihan,dan sering khawatir?
Yuk cek segera , bisa jadi Anda terkena OCD atau sering disebut Obsessive Compulsive Disorder.
OCD sendiri berasal dari kata obsesi dan kompulsi. Obsesi yang berarti gangguan jiwa berupa pikiran yg selalu menggoda seseorang dan sangat sukar dihilangkan. Sedangkan kompulsi ialah dorongan yang memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi , dapat disimpulkan OCD adalah gangguan kecemasan yang ditandai dengan pikiran mengganggu yang menghasilkan kegelisahan, ketakutan, rasa takut atau khawatir (obsesi), perilaku repetitif bertujuan untuk mengurangi kecemasan yang terkait (dorongan), atau kombinasi dari obsesi dan dorongan tersebut.Meskipun perilaku tidak rasional, OCD dikaitkan dengan IQ verbal yang tinggi.
Biasanya , penderita OCD telah berusaha menghilangkan tindakan-tindakan tersebut , namun pikiran-pikiran yang terus mengganggu membuat penderita terpaksa melakukannya demi memastikan semuanya baik-baik saja.Sejumlah faktor psikologis dan biologis mungkin terlibat dalam penyebab gangguan obsesif-kompulsif. Skala penilaian standar seperti Yale-Brown Obsessive Compulsive Skala dapat digunakan untuk menilai tingkat keparahan gejala. Gangguan lain dengan gejala yang sama meliputi:. Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif (OCPD), gangguan spektrum autisme, atau gangguan di mana perseverasi (hyperfocus) adalah fitur dalam ADHD, PTSD, gangguan tubuh, atau hanya masalah kebiasaan.
- Mencuci tangan
- Mengecek / memeriksa kembali ( seperti mengecek pintu berulang kali )
- Takut berlebihan ( takut kotor , takut salah , takut disakiti )
- Mengulang benghitung berkali-kali ( cemas akan kesalahan urutan bilangan )
- Menyusun / mengelompokkan sesuatu
- Sangat perfeksionis ( semua harus simetris )
- Mengoleksi / menimbun barang
- Terlalu terorganisir
- Perilaku dan pikiran yang muncul tersebut disadari sepenuhnya oleh individu atau didasarkan pada impuls dalam dirinya sendiri. Individu juga menyadari bahwa perilakunya itu tidak rasional, namun tetap dilakukan untuk mengurangi kecemasan.
- Beberapa perilaku yang muncul disadari oleh oleh individu dan berusaha melawan kebiasaan dan pikiran-pikiran rasa cemas tersebut sekuat tenaga, namun tidak berhasil.
- Pikiran dan tindakan tersebut tidak memberikan perasaan lega, rasa puas atau kesenangan, melainkan disebabkan oleh rasa khawatir secara berlebihan dan mengurangi stres yang dirasakannya.
- Obsesi (pikiran) dan kompulsi (perilaku) sifatnya berulang-ulang secara terus-menerus dalam beberapa kali setiap harinya.
- Tindakan Repetatif
- Menghabiskan waktu cukup lama
- Mengecek ulang
- Menghitung
- Terorganisir
- Takut disakiti
- Hal seksual
- Hubungan asmara
- Mencari penghiburan
- Penampilan diri
Penyebab
Faktor biologis: Otak adalah struktur yang sangat kompleks. Otak berisi miliaran sel saraf yang disebut neuron dan harus berkomunikasi serta bekerja sama agar tubuh dapat berfungsi secara normal. Neuron berkomunikasi melalui sinyal listrik. Mediator khusus, yang disebut dengan neurotransmiter, membantu memindahkan pesan-pesan listrik dari neuron ke neuron. Penelitian telah menemukan hubungan antara rendahnya kadar neurotransmitter , yang disebut serotonin, dengan terjadinya OCD. Selain itu, ada bukti bahwa ketidakseimbangan serotonin dapat diturunkan dari orang tua kepada anak-anak. Hal ini berarti OCD dapat diwariskan.
Daerah-daerah tertentu di otak dapat juga terpengaruh oleh ketidakseimbangan serotonin, yang memicu timbulnya OCD. Masalah ini tampaknya melibatkan jalur otak yang menghubungkan daerah otak yang berfungsi sebagai penilaian dan perencanaan, dengan daerah otak yang menerima pesan untuk gerakan tubuh.
Studi juga telah menemukan hubungan antara infeksi oleh bakteri Streptococcus dengan OCD. Infeksi ini, jika berulang dan tidak diobati, dapat menyebabkan timbulnya OCD dan gangguan lainnya pada anak-anak.
Faktor Lingkungan: Terdapat faktor lingkungan yang dapat memicu OCD pada orang-orang yang memiliki kecenderungan OCD. Faktor lingkungan juga dapat memperburuk gejala dan meliputi:
- Siksaan
- Perubahan kondisi kehidupan
- Penyakit
- Kematian orang yang dicintai
- Masalah atau perubahan yang terkait dengan pekerjaan dan sekolah
- Masalah dalam hubungan percintaan.
TREATMENT/PENANGANAN
Psikoterapi
Treatment psikoterapi untuk gangguan obsesif-kompulsif umumnya diberikan hampir sama dengan gangguan kecemasan lainnya. Ada beberapa faktor OCD sangat sulit untuk disembuhkan, penderita OCD kesulitan mengidentifikasi kesalahan (penyimpangan perilaku) dalam mempersepsi tindakannya sebagai bentuk penyimpangan perilaku yang tidak normal. Individu beranggapan bahwa ia normal-normal saja walaupun perilakunya itu diketahui pasti sangat menganggunya. Baginya, perilaku kompulsif tidak salah dengan perilakunya tapi bertujuan untuk memastikan segala sesuatunya berjalan dengan baik-baik saja. Faktor lain adalah kesalahan dalam penyampaian informasi mengenai kondisi yang dialami oleh individu oleh praktisi secara tidak tepat dapat membuat individu merasa enggan untuk mengikuti terapi.
Cognitive-behavioural therapy (CBT) adalah terapi yang sering digunakan dalam pemberian treatment pelbagai gangguan kecemasan termasuk OCD. Dalam CBT penderita OCD pada perilaku mencuci tangan diatur waktu kapan ia mesti mencuci tangannya secara bertahap. Bila terjadi peningkatan kecemasan barulah terapis memberikan izin untuk individu OCD mencuci tangannya. Terapi ini efektif menurunkan rasa cemas dan hilang secara perlahan kebiasaan-kebiasaannya itu.
Dalam CBT terapis juga melatih pernafasan, latihan relaksasi dan manajemen stres pada individu ketika menghadapi situasi konflik yang memberikan kecemasan, rasa takut atau stres muncul dalam diri individu. Pemberian terapi selama 3 bulan atau lebih.
Farmakologi
Pemberian obat-obatan medis berserta psikoterapi sering dilakukan secara bersamaan dalam masa perawatan penderita OCD. Pemberian obat medis hanya bisa dilakukan oleh dokter atau psikiater atau social worker yang terjun dalam psikoterapi. Pemberian obat-obatan haruslah melalui kontrol yang ketat karena beberapa dari obat tersebut mempunyai efek samping yang merugikan.
Obat medis yang digunakan dalam pengobatan OCD seperti; Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) yang dapat mengubah level serotonin dalam otak, jenis obat SSRIs ini adalah Fluoxetine (Prozac), sertraline (Zoloft), escitalopram (Lexapro),
paroxetine (Paxil), dan citalopram (Celexa)
Trisiklik (Tricyclics) Obat jenis trisiklik berupa clomipramine (Anafranil). Trisiklik merupakan obat-obatan lama dibandingkan SSRIs dan bekerja sama baiknya dengan SSRIs. Pemberian obat ini dimulai dengan dosis rendah. Beberapa efek pemberian jenis obat ini adalah peningkatan berat badan, mulut kering, pusing dan perasaan mengantuk.
Dalam kasus OCD yang parah dan pada orang yang tidak merespon terhadap terapi obat dan perilaku, maka dapat digunakan terapi electroconvulsive (ECT) atau psychosurgery untuk mengobati gangguan tersebut. Selama ECT, elektroda dipasangkan pada kepala pasien dan serangkaian kejutan listrik dikirim ke otak, yang akan menyebabkan kejang. Kejang ini menyebabkan pelepasan neurotransmiter atau senyawa serotonin di otak.
Populasi
OCD menimpa sekitar 3,3 juta orang dewasa dan sekitar 1 juta anak-anak dan remaja di Amerika Serikat. Gangguan ini biasanya pertama kali muncul di masa kanak-kanak, remaja, atau dewasa muda. Tidak ada perbedaan antara pria dan wanita dan mempengaruhi semua orang dari semua ras dan latar belakang sosial ekonomi.
1. Cameron Diaz
Tentunya anda semua pernah dan suka menonton film Titanic dan Shutter Island. Bintang Leonardo Di Caprio terobsesi dengan trotoar sejak masa kanak-kanak, sering terjadi ia kembali berjalan berulang kali untuk menginjak retak atau noda permen karet. Pintu juga memicunya OCD. Di Caprio mengakui ia membiarkan kecenderungan kompulsif ini memburuk dalam rangka untuk lebih memainkan perannya sebagai produser film / direktur dan sesama penderita OCD yaitu, Howard Hughes dalam film Aviator.
Bintang internasional, atlit David Beckham mengungkapkan bahwa dirinya mengidap OCD, yaitu obsesi dengan pasangan barang dan mengatur mereka dengan warna atau jenis yang sama. Menurut istrinya Victoria, Beckham telah membeli tiga kulkas sehingga ia dapat memiliki satu untuk minuman, satu untuk salad, dan satu untuk makanan lain. Barang harus berangka genap. Jika ada tiga kaleng Coke, dia akan membuang salah satunya, bukan memiliki tiga karena harus genap.
Penyanyi dan aktor Justine Timberlake mengatakan bahwa ia menderita OCD. Saya mencoba menjalani hidup dengan penyakit ini. beliau mengeluh. Ini rumit. Perilaku OCD Justin Timberlake termasuk obsesi dengan beberapa makanan tertentu yang harus ada di rumah setiap saat.
Artis terkini yang mengaku mengalami kelainan OCD adalah Daniel Radcliffe. Dia mengaku bahwa dia adalah orang yang terlalu perfectionis. Dia selalu melongok lampu bolak-balik hanya untuk memastikan bahwa lampu sudah padam dan selalu mengulang-ulang kata dalam hati sebelum mengucapkannya.
Nah , setelah membaca artikel diatas Anda pasti sudah mengidentifikasikannya pada diri sendiri maupun orang lain kan?
Jika terdapat kesamaan seperti diatas , lebih baik segera periksakan ke psikiater Anda. Semakin cepat terindentifikasi akan semakin pula penyembuhannya. Jadi , tunggu apa lagi?
TAMBAHAAN :D
Orang-Orang Terkenal Yang Juga Terkena OCD

Cameron Diaz mengakui dalam sebuah artikel tahun 1997 bahwa dia menderita fobia kuman yang menyebabkan dia untuk membersihkan pegangan pintu di rumahnya berkali-kali. Gara-gara ulahnya ini, cat pada pegangan pintunya selalu pudar lebih cepat disbanding rumah lainnya.
2. Leonardo Di Caprio

3.David Beckham

4.Justin Timberlake

5.Daniel Radcliffe

Jika terdapat kesamaan seperti diatas , lebih baik segera periksakan ke psikiater Anda. Semakin cepat terindentifikasi akan semakin pula penyembuhannya. Jadi , tunggu apa lagi?
Know Your OCD Now!
Sumber :
(dengan beberapa gubahan)
#ps : Dont be silent reader guys^^ comment untuk kritik dan saran~
Thankyouuu~~
6 komentar:
nice post ran :)
keren sis :)
Oh ternyata memang ada yah. Kirain, cuma aku yg mengalami. Dari kecil aku udh merasakannya. Mengencangkan tutup botol dan memastikannya tidak tumpah lagi. Sampai beberapa kali. Waktu teman saya bertanya. Kenapa mengulang ulangnya. Saya cuma bisa bilang takutnya nanti tumpah. Padahal klo dipikir" sih udh kenceng banget. Lagipula klo tumpah. Gak apa" toh cuma air. Semakin besar semakin menjadi jadi. Saya selalu membuka tutup pintu untuk memastikannya rapat dan terkunci. Aku suka meludah sampai beberapa kali. Gak tau kenapa. Cuma rasanya ada dorongan dalam diri. Perasaannya gak enak. Harus diulang. Mata juga sering di kedipin sampai orang" bertanya. Aku sering ganti channel televisi cuma buat mastiin apa siaran tersebut live atau nggak. Waktu udh diganti dan ternyata live. Baru ganti lagi. Eh gak tau ada dorongan lagi buat mastiin itu live atau nggak. Aku juga sering mengulang gerakkan tubuh. Kayak orang yg udh gak bisa ngontrol gerakan tubuhnya. Padahal aku masih bisa. Tp ada dorongan aja. Dan perasaan aku gak enak klo gak diulang. Aku juga sering hitung ulang no. Rekening atau nomor hp apa udh bener. Ganggu banget. Aku juga sering ngulang membaca sebuah bacaan dari kalimat sebelumnya sampai terasa enak perasaan. Aku juga sering bilas tangan aku pakai air lama banget setelah pake' sabun klo mau makan. Cuma buat mastiin tangan aku udh bener" gak ada sabunnya. Supaya gk makan sabun. Aku juga overthinking. Aku gak bisa berhenti memikirkan sesuatu. Bahkan hal hal yg sepele aku komentari sampai perasaan ini enak. Dan selanjutnya aku mengomentari pemikiran aku itu dan begitu terus selanjutnya sampai stress dan gak bisa mikir lagi. Tp tetap aja dipaksain buat menyelesaikan komentar aku tentang sebuah kejadian yg tidak sesuai logika dan berpikir kenapa hal itu bisa terjadi sampai perasaan lega. Aaahh. Tersiksa banget. Serius ���� aku cuma bisa sabar. Bahwa apa yg terjadi dalam hidupku itu adalah hal istimewa. Aku ini kidal, golongan darah aku AB. Dan biasanya aku berpikir beda dari orang lain. Aku cuma bisa berpikir positif bahwa setiap kejadian ada alasannya.
Dan yang membuatku stress aku gak tau harus bagaimana, curhat sama siapa? Aku takut orang lain tidak merasakan apa yang aku rasakan. Dan saya bisa pastikan itu. Ibuku yg aku lihat mengalami hal sama. Dan aku yakin hal ini aku dapatkan dari dia, aku tak pernah punya cukup nyali buat mengatakan hal itu. Karena dia juga menanyakan kenapa aku melakukan hal itu secara berulang ulang. Seakan dia mencoba untuk menyembuhkan gangguan itu dalam dirinya.
Saya Arief, pendiri Komunitas Bebas OCD Indonesia. Komunitas kami memiliki forum komunikasi di Whatsapp. Bagi teman-teman yang memiliki masalah OCD dan ingin dimasukkan ke forum tsb, silakan kirim pesan Whatsapp ke saya di 0812 8888 2464. No phone call please. Terima kasih.
Saya Arief, pendiri Komunitas Bebas OCD Indonesia. Komunitas kami memiliki forum komunikasi di Whatsapp. Bagi teman-teman yang memiliki masalah OCD dan ingin dimasukkan ke forum tsb, silakan kirim pesan Whatsapp ke saya di 0812 8888 2464. No phone call please. Terima kasih.
Posting Komentar