Apa Itu Depresi?
Bagaimana Mencegah Depresi?
Apa Itu Depresi?
DONT FORGET LEAVE COMMENT GUYS^^
Sumber: http://www.webmd.com/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Apa Itu Depresi?
Sebagian besar orang pernah merasa sedih atau tertekan pada suatu waktu. Depresi merupakan reaksi normal terhadap peristiwa kehilangan, hambatan dalam kehidupan, atau harga diri yang terluka.
Namun ketika perasaan sedih yang mendalam, tidak berdaya, putus asa dan tidak berharga itu berlangsung selama beberapa hari sampai berminggu-minggu dan menyebabkan Anda tidak bisa beraktivitas normal serta membuat Anda tidak bisa beraktivitas normal, maka hal ini bisa menjadi depresi klinis. Kondisi medis ini tidak sama dengan depresi biasa, namun dapat diobati.
Bagaimana Saya Tahu Jika Saya Memiliki Depresi?
Menurut DSM-IV, yaitu panduan yang digunakan untuk mendiagnosa gangguan mental, depresi terjadi ketika Anda memiliki setidaknya lima dari gejala berikut ini, pada saat yang sama:
Salah satu tanda utama dari depresi adalah suasan hati / perasaan yang sedih atau kehilangan minat dalam kegiatan yang biasanya Anda sukai. Untuk mendiagnosis depresi, tanda-tanda tersebut harus ada di sepanjang hari atau hampir setiap hari selama setidaknya dua minggu. Selain itu, gejala depresi perlu menyebabkan perasaan tertekan yang mendalam atau gangguan klinis yang signifikan.
Namun perlu diperhatikan bahwa gangguan klinis tersebut bukan akibat efek langsung dari zat tertentu, misalnya pengobatan atau narkoba, serta bukan merupakan akibat dari kondisi medis, seperti hipotiroid. Terakhir, gejala yang terjadi dalam waktu dua bulan akibat kehilangan orang yang dicintai, tidak dianggap sebagai depresi klinis.
Gejala Depresi
Menurut Institut Nasional Kesehatan Jiwa Amerika Serikat, orang yang menderita depresi, tidak mengalami gejala yang sama. Jadi tingkat keparahan, frekuensi dan lamanya depresi akan bervariasi, tergantung pada individu dan penyebabnya. Berikut ini adalah gejala umum penderita depresi:
Diperkirakan pada tahun 2020, depresi berat akan menjadi peringkat kedua setelah penyakit jantung iskemik, dalam hal penyebab utama kecacatan di dunia. Orang dengan depresi kadang-kadang gagal menyadari (atau menerima) bahwa ada penyebab nyata untuk mood depresi mereka, sehingga seringnya, mereka mencari tanpa henti untuk faktor penyebab eksternal.
Menurut Institut Nasional Kesehatan Jiwa Amerika Serikat, terdapat sekitar 14,8 juta orang dewasa menderita depresi berat di Amerika Serikat. Risiko bunuh diri pada orang dengan jenis depresi berat merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan kondisi kejiwaan yang lain. Bunuh diri adalah penyebab kematian ketiga, pada orang di antara usia 10 dan 24 tahun. Sayangnya, kebanyakan orang dengan depresi klinis tidak pernah mencari pengobatan. Karena tidak terdiagnosis dan tidak diobati, maka depresi dapat memburuk, berlangsung selama bertahun-tahun dan menyebabkan penderitaan yang mendalam, dan mungkin bunuh diri.
Apakah tanda-tanda resiko Bunuh Diri?
Depresi membawa resiko bunuh diri yang tinggi. Siapa saja yang mengungkapkan pikiran untuk bunuh diri atau berniat bunuh diri, harus ditanggapi dengan sangat serius. Segera hubungi dokter atau profesional di bidang kesehatan mental.
Peringatan tanda-tanda bunuh diri antara lain:
Usaha bunuh diri yang pernah dilakukan sebelumnya, akan meningkatkan tingkat risiko untuk melakukan bunuh diri di masa depan. Setiap orang yang pernah mengucapkan bunuh diri atau kekerasan, harus ditanggapi dengan serius. Jika Anda berniat atau memiliki rencana untuk bunuh diri, segera pergi ke ruang gawat darurat untuk evaluasi pertama dan perawatan.
Apakah Jenis-Jenis Depresi itu?
Ada beberapa jenis depresi, antara lain:
Apakah Ada Depresi Jenis Lain?
Depresi jenis lain yang dapat terjadi antara lain:
Penyakit Apa yang Muncul dengan Depresi?
Depresi sering muncul pada penyakit lain seperti: kecemasan, gangguan obsesif kompulsif, gangguan panik, fobia, dan gangguan makan. Jika Anda atau orang yang Anda cintai memiliki gejala depresi dan / atau penyakit jiwa lain, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter Anda. Banyak perawatan tersedia untuk mengatasi depresi dan penyakit jiwa lainnya.
Apakah Depresi dapat Memiliki Gejala Fisik?
Zat kimia tertentu di otak atau neurotransmitter (khususnya serotonin dan norepinefrin) mempengaruhi mood dan rasa sakit, maka dari itu, umumnya orang yang mengalami depresi memiliki gejala fisik. Gejala-gejala ini mungkin termasuk nyeri sendi, sakit punggung, masalah pencernaan, gangguan tidur, dan perubahan nafsu makan. Gejala tersebut juga bisa disertai dengan ucapan dan gerakan yang melambat. Banyak orang pergi dari satu dokter ke dokter lain untuk mencari pengobatan gejala fisik tersebut, padahal gejala tersebut merupakan tanda depresi klinis.
Dimana Saya Dapat Memperoleh Bantuan untuk Depresi?
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala depresi, maka carilah perawatan dari penyedia layanan kesehatan di tempat Anda. Dia akan mengevaluasi gejala Anda dan akan memberikan pengobatan atau merujuk Anda ke ahli kesehatan jiwa.
Apa Penyebab Depresi?
Apa Penyebab Utama Depresi?
Terdapat sejumlah faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena depresi antara lain:
Bagaimana Faktor Biologi Terkait dengan Depresi?
Para peneliti telah mencatat perbedaan dalam otak penderita depresi dibandingkan dengan yang tidak depresi. Misalnya hippocampus, yaitu bagian kecil dari otak yang berperan penting untuk menyimpan memori, tampaknya lebih kecil pada orang dengan riwayat depresi dibandingkan orang yang tidak pernah depresi.
Hippocampus yang lebih kecil memiliki reseptor serotonin lebih sedikit. Serotonin adalah zat kimia otak yang menenangkan, dikenal sebagai neurotransmitter yang memungkinkan komunikasi antara saraf di otak dengan tubuh. Diperkirakan juga bahwa norepinefrin neurotransmitter mungkin terlibat dalam depresi.
Para ilmuwan belum mengetahui mengapa hippocampus lebih kecil pada orang dengan depresi. Beberapa peneliti telah menemukan bahwa hormon stres kortisol diproduksi secara berlebihan pada orang depresi. Peneliti tersebut percaya bahwa kortisol memiliki efek toksik atau beracun bagi hippocampus. Sedangkan beberapa ahli berteori bahwa penderita depresi lahir dengan hippocampus lebih kecil dan karena itu cenderung untuk menderita depresi.
Satu hal yang pasti, depresi adalah penyakit kompleks dengan banyak faktor. Pindai dan studi kimia otak terbaru dari efek penggunaan antidepresan, telah memberikan perluasan pemahaman mengenai proses biokimia yang terlibat dalam depresi. Seiring dengan peneliti lebih memahami penyebab depresi, maka profesional kesehatan akan dapat membuat diagnosis yang lebih baik dan pada akhirnya dapat meresepkan rencana pengobatan yang lebih efektif.
Bagaimana Mencegah Depresi?
Mencegah Depresi
Hanya sedikit penelitian mengenai pencegahan serangan pertama depresi. Tapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa olahraga dapat membantu mencegah serangan pertama depresi. Olahraga juga dapat membantu mencegah depresi datang kembali (kambuh) dan mungkin dapat mengobati gejala-gejala depresi ringan.
Jika Anda khawatir Anda mengalami depresi, segera berbicara dengan dokter Anda. Skrining rutin untuk depresi membantu menemukan depresi lebih dini, dan pengobatan lebih dini dapat membantu Anda lebih cepat sembuh.
Anda mungkin dapat mencegah depresi dengan menghindari alkohol dan narkoba. Alkohol dan narkoba dapat memicu depresi, dan jika Anda sering menggunakannya, biasanya merupakan tanda bahwa Anda mengalami depresi.
Mencegah Depresi Datang Kembali
Anda mungkin dapat mencegah depresi datang kembali (kambuh) atau menjaga agar gejala Anda tidak semakin memburuk jika Anda:
DONT FORGET LEAVE COMMENT GUYS^^
Sumber: http://www.webmd.com/
0 komentar:
Posting Komentar